Friday, April 11, 2014

Kebijaksanaan yang sejati

By Mahotama Seputra

nb : mohon baca "kenali diri anda lebih baik" sebelum mebaca post ini

Pernahkah anda mengambil keputusan dan ternyata hasil dari keputusan tersebut tidak baik? Hal tersebut pasti sering anda alami dalam hidup ini, dimana kita dihadapkan pada dua, tiga atau bahkan lebih dari tiga pilihan dan kita diminta untuk mengambil satu pilihan.

Dulu, saat saya dihadapkan pada pilihan pilihan yang saya belum berani untuk menentukan sendiri, saya sering mendapat nasihat untuk bertanya atau meminta saran pada orang yang lebih tua. Diharapkan lama hidup yang lebih, banyaknya asam garam yang dirasakan akan membentuk kebijaksanaan. Bahkan di cerita cerita yang saya baca, apabila akan melakukan sesuatu, seorang raja akan menghadap pada tetua untuk meminta pertimbangan yang lebih bijaksana.

Saya mulai berpikir, apakah kebijaksanaan itu? Apakah tua selalu bijaksana? Menurut kamus, arti dari kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas.

Suatu perilaku yang tepat, sesuai dan pas masih merupakan suatu definsi yang mengambang bagi saya. Tepat menurut siapa? Pas dengan apa? Sesuai dengan apa? Apabila hanya mengacu pada definisi itu berarti orang yang menghabiskan uangnya untuk berfoya foya merupakan orang yang bijaksana juga dong. Toh yang dia lakukan tepat dengan kondisinya saat itu diaman dia memiliki uang untuk berfoya foya, pas dengan kondisinya saat itu yag perlu hiburan dan sesuai dengan kehendak nya pada saat itu.

Mungkin tepat dan pas disini bukan menurut orang orang tersebut, mungkin yang dimaksud adalah menurut norma yang berlaku. Tapi norma yang berlaku itu berbeda pada tiap daerah. Kita perlu pengukuran atau aturan yang lebih universal dimana bisa dijadikan acuan bagaimana bertindak dengan bijaksana.

Dengan pemahaman tentang energi dimana energi adalah hal universal yang tidak bisa dibohongi dan objektif, kita dapat melakukan pengukuran tersebut dan dengan itu kita pastinya akan menjadi lebih bijaksana. Karena apa pun yang kita lakukan dapat sesuai dengan hukum yang universal dan kebenaran yang utuh. Kebenaran dan hukum Tuhan.

Namun sebagian dari kita tidak percaya diri atau bahkan memilih untuk tidak menggunakan pengetahuan itu walaupun pengetahuan itu sudah diberikan pada kita, mungkin karena kurang percaya diri, takut dengan kebenaran yang akan diterima saat melakukan pengukuran, atau alasan alasan lain yang dapat dibuat buat. Saya melihat itu seperti seorang dokter yang memilih untuk tidak memeriksa tekanan darah pasien padahal stetoskop dan spygmanometer sudah ada di depanya, seperti seorang arsitek atau ahli teknik sipil yang tidak mau menggunakan waterpass dalam membuat bangunan atau seorang pedagang yang tidak mau menggunakan timbangan dalam berjualan.

Memang semua itu adalah pilihan, apakah kita menggunakan alat tersebut atau tidak, namun bila alat tersebut sudah ada di depan mata kita dan tidak kita gunakan, ya kita tidak dapat mendapatkan hasil yang baik dan bijaksana. Karena kebijaksanaan adalah melakukan hal yang benar, pada saat yang benar sesuai dengan hasil pengukuran yang tepat yang dapat didapatkan dari pemahaman tentang energy.

Jadi apabila alat ukur sudah ada digenggaman anda, pilihan yang bijak adalah dengan mulai mengukur sebelum mengambil keputusan

Nb. Semua yang saya bahas akan lebih mudah dipahami bila anda sudah memiliki pemahaman tentang energy.

0 comments:

Post a Comment

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...