Tuesday, October 14, 2014

Dua Syarat Sederhana Untuk Belajar Apa Saja

Dua Syarat Sederhana Untuk Belajar Apa Saja. Hidup adalah sebuah pembelajaran yang tidak pernah usai, Long life study kalau kata dosen saya di kedokteran. Awalnya saya pikir hal tersebut hanya miliki ilmu kedokteran, namun seiring berjalannya hidup, saya makin sadar bahwa jargon itu tidak hanya milik kedokteran tapi milik semua orang yang hidup.

Coba tanya pada diri anda sendiri, apakah anda dapat melarikan diri dari pembelajaran dalam dunia ini. Anda membaca tulisan ini pun merupakan sebuah pembelajaran, dan feedback dari anda yang akan anda tulis dalam kolom komentar adalah pembelajaran bagi saya.


Untuk dapat belajar dari siapa saja kita harus mengerti bagaimana cara agar kita dapat belajar. Belajar tidak harus dari seorang pengajar professional, kita dapat belajar dari siapa saja dengan satu dua syarat. Apabila anda tidak memenuhi syarat tersebut berarti anda membatasi opsi sumber ilmu anda. Tenang saja, kedua syarat itu mudah, asal anda mau.

Kedua syarat mudah yang pasti dapat anda lakukan bila anda mau adalah anda harus menyediakan ruangan kosong dalam diri anda dan anda harus menempatkan diri anda lebih rendah dari orang yang mengajar. Terbaca tidak mudah, namun coba anda baca cerita yang membuka wawasan ini.

Ada cerita dimana seorang professor ingin belajar kepada seorang guru spiritual bagaimana agar dapat hidup damai. Sang guru spiritual menerima sang professor dan mempersilahkan sang professor untuk menyebutkan maksud kedatanganya. Sang professor mulai bercerita tentang teori teori dan penelitan penelitanya tentang kedamaian. Sang guru spiritual mendengar dengan sabar dan senyum.

Waktu berjalan dengan lambat selama professor itu menceritakan semua ilmu yang di milikinya. Pada saat hari mulai sore, salah satu murid sang Guru datang dan mengingatkan gurunya bahwa sudah waktunya untuk jamuan minum teh. Sang guru pun menyuruh muridnya menyiapkan tehnya.

Setelah teh siap sang guru mengambil teko yang berisi air dan menuangkan teh ke dalam cangkir sang professor. Sang Guru menuangkan terus sampai cangkir sang Professor penuh. Walaupun sudah penuh Sang Guru terus menuangkan teh sampai teh itu tumpah. 

upacara minum teh
Teh yang tumpah

Sang professor kaget dan berkata"Cukup guru. Cangkirnya sudah penuh, guru tidak dapat mengisinya lagi"

Mendengar itu Sang Guru pun tersenyum dan berkata "Inilah yang terjadi pada dirimu, anda sudah penuh dengan teori anda dan saya tidak dapat mengisi nya lagi"

Sang Professor pun tercengah dan menyadari kesalahanya. Tentu saja dia datang dengan cangkir yang penuh dan tidak ada ruang dalam dirinya untuk diisi oleh pelajaran pelajaran baru yang dimiliki sang guru

Mengetahui sang professor sudah menyadari kesalahannya, sang guru melanjutkan "coba kamu lihat, bagaimana bisa air ini mengalir?"

"Karena tekonya lebih tinggi dari cangkirnya guru" kata sang professor

"Tepat! Anda juga hanya dapat belajar bila anda menempatkan diri anda lebih rendah dari saya. Bukan berarti anda lebih tidak berarti, namun dalam hal kedamaian saya lebih mengerti dan anda yang akan belajar, tentu bila anda menempatkan diri anda lebih tinggi dari saya pelajaran saya tidak akan sampai pada anda. namun pada saat saya ingin belajar ilmu yang sudah anda pelajari, saya yang akan menempatkan diri saya lebih rendah agar saya mendapat ilmu dari anda"

Seketika sang professor mendapatkan pencerahan dan berterima kasih pada sang guru akan pencerahan yang membuka cakrawala baru baginya.

Singkat cerita sang professor dapat belajar banyak hal tentang kedamaian dari sang Guru dan dapat mencapai kedamaian pikiran setelah belajar dari ritual minum teh yang tidak akan pernah dilupakannya. Sering kali pada saat kita akan belajar, kita menempatkan diri kita yang sudah "penuh" dan hal inilah yang membuat diri kita tidak dapat belajar dari guru kita. dan guru kita pun bisa siapa saja.

Jika anda ingin belajar bagaimana membuat secangkir espresso yang luar biasa tentu anda harus belajar dari seorang barista. Walaupun gaji barista itu mungkin lebih rendah dari anda, pendidikannya lebih rendah dari anda, tampangnya lebih jelek dari anda, namun dalam urusan membuat kopi barista itu tetap diatas anda dan untuk dapat belajar darinya kita harus menempatkan diri lebih rendah dari dirinya.

11 comments:

  1. Tepat sekali, langkah dasar dalam belajar itu harus rendah diri, dengan rendah diri kita akan semakin sadar bahwa diri kita masih sangatlah bodoh, sukseme tulisanya bli :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hati hati kalau mikirnya bodoh ntr bodoh beneran. Lbh tepatnya kita sadar bahwa kita masih bisa berkembang dan jadi lebih baik

      Delete
  2. waah terinspirasi dari tulisan ini, bener sih soalnya kadang saya jumawa terhadap ilmu yang dimiliki sehingga sukar mendapatkan pengetahuan baru :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga dulu seperti itu.. pas guru saya ceritain cerita ini sekarang belajar untuk terus menempatkan diri agar terus bisa belajar

      Delete
  3. Motivasi nih gan :)
    Dengan Rendah Diri kita bisa tau kalau diri kita sebenarnya masih rendah :)
    CMIIW :v

    ReplyDelete
  4. Bener gan, ada salah satu kata yang masing terngiang di gue 'Kita hidup di tanah, kita terbuat dari tanah, kita makan juga berasal dari tanah. Semuanya dari tanah. Tetapi mengapa perilaku kita seperti kita berasal dari langit?'

    Intinya, kalau sudah punya pikiran/ilmu yang lebih daripada guru kita, kita wajib menghormati dan tetap rendah diri. Orang juga lama-lama akan mengerti seberapa pintar kita walaupun bukan kita yang memberi tahu mereka :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya.. tapi kalau sudah mikir bahwa ilmu kita lebih tinggi dari guru kita pasti kita gak akan bisa belajar. sepintar2nya kita pasti ada 1 2 ilmu yang kita gak tau dan guru kita tau..

      Delete
  5. Bener tuh gan.., janganlah sombong karena 'kesombongan hanya akan membuat kita jatuh' jadilah orang yang rendah diri karena dengan rendah diri.., kita akan belajar dengan lebih mudah dan di suka' orang" :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. rendah hati apa rendah diri gan? bukanya rendah diri itu minderan ya? apa ane yang salah?

      Delete
  6. Nice post gan! Kisah antara profesor dan guru spiritualnya benar2 memotivasi saya. (ini kunjungan balik dari magicalsalma.blogspot.com)

    ReplyDelete

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...