Thursday, September 11, 2014

Mengapa Kehilangan Itu Menyakitkan

Mengapa Kehilangan Itu Menyakitkan. Kehilangan sesuatu atau seseorang bukanlah hal yang menyenangkan. Banyak orang yang terpuruk saat kehilangan, tapi ada juga orang orang yang tetap damai. Dulu, sepuluh tahun lalu, saya akan berpikir mereka yang bisa tetap tidak terlihat sedih pada saat kehilangan adalah mereka yang tidak punya hati. Pada tulisan saya ini saya akan jelaskan pada anda alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan bagaimana menanganinya.

Setelah saya mengetahui alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan bagaimana menanganinya, saya tetap dapat damai dalam kehilangan. Ternyata setelah menjalani hidup, saya sadar bahwa ada sebuah kunci dimana kita dapat melihat kehilangan itu bukan sebagai sesuatu yang sangat menyedihkan dan menyakitkan. Tentu saya juga merasa sakit saat kehilangan. Namun saat saya saya mengetahui alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan bagaimana menanganinya, rasa sakit itu tidak akan berlangsung lama. Saya akan dapat melanjutkan aktivitas kita dan kembali produktif.


Lima belas tahun lalu, saat saya belum saya mengetahui alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan bagaimana menanganinya ,saya menangis sangat kencang saat saya kehilangan seekor anak anjing. Anak anjing itu adalah anak anjing yang sangat lucu dan diberikan kepada saya oleh salah satu karyawan dari ibu saya. Namun dua hari setelah saya diberi anjing ini, entah bagaimana ceritanya dia hilang dari rumah. Gerbang rumah dalam keadaan terkunci dan sebelum sekolah anjing itu masih bermain di kebun saya. Saya menangis dan merasa sangat kehilangan. Itulah salah satu kejadian awal (yang saya ingat) tentang bagaimana sakitnya kehilangan. Walaupun saya sudah mencari  dengan sangat teliti (bagi seorang anak Sembilan tahun), saya tidak dapat menemukannya. Dan itu membuat saya bersedih. Saya perlu waktu tiga hari untuk kembali ceria. Cukup berlebihan untuk hanya kehilangan seorang anak anjing, Tapi itulah yang terjadi.

Sekarang, saat saya mengingat hal tersebut saya sering berpikir mengapa saya menangis seperti itu. Apabila yang hilang bukanlah anak anjing saya, tentu saja saya tidak akan bereaksi seperti itu. Saya menyadari bahwa awalnya yang membuat saya sakit adalah kehilangan anjing, namun setelah itu, saya sakit bukan karena anak anjing yang hilang. Saya sakit karena saya merasa kehilangan sesuatu yang saya miliki. disinilah saya baru menyadari alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan .

Kepemilikan adalah alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan membawa penderitaan. bukan apa yang hilang tapi kepemilikan. Pada saat kita merasa memiliki sesuatu, dan hal tersebut hilang tentu kita akan merasa sakit. Kita merasa bahwa itu adalah hak kita.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menangani kehilangan? Tanyakan pada diri anda, apakah hal yang hilang tersebut benar benar milik anda? bila anda bertanya pada saya yang limabelas tahun yang lalu tentu saya akan menjawab iya. Kan sudah dikasi ke saya. Tentu saja itu milik saya. Jawaban yang mungkin akan anda jawabkan bila saya bertanya pada anda hal yang sama. 

Jika sekarang, saya akan menjawab bahwa benda apapun yang saya bawa sekarang bukan sepenuhnya milik saya. Benda benda atau orang orang yang kelihatannay saya miliki semuanya hanyalah dititipkan. Memang saya bertanggung jawab untuk menjaganya selama itu dititipkan, namun bila suatu saat Pemilik Sebenarnya datang untuk mengambilnya, tentu saya tidak boleh merasa kehilangan. Bagaimana saya merasa kehilangan sesuatu yang dari awal bukan milik saya.

Saya berhasil menyadari bahwa semua di dunia ini adalah milik Tuhan dan kita hanya bertanggung jawab menjaga dan mengurusnya selama itu dititipkan. Bila sudah diambil oleh pemiliknya, saya tidak dapat berkata apa apa dan tidak berhak untuk bersedih. Mungkin anda berpikir kenapa saya tidak menganggap benda benda titipan itu milik saya sebelum diambil. Jawabanya adalah saya tidak tahu kapan Tuhan, Sang Pemilik sejati datang untuk mengambilnya. Tentu perlu waktu untuk merubah rasa “memiliki” menjadi “dipinjamkan”, jadi lebih baik tetap merasa itu adalah suatu benda pinjaman.

Pelajaran diatas saya dapatkan saat saya harus kehilangan. Kali ini bukan kehilangan kecil seperti anak anjing. Sepuluh tahun lalu saya kehilangan orang yang saya sayangi dan cintai, Kakek saya, karena Stroke. Beruntung saya sudah sadar bahwa beliau “hanya dititipkan” pada saya dan keluarga. Beliau telah menjalankan tugas beliau untuk menjadi “titipan” yang mengajarkan kami banyak hal. Tentu saja saat Sang Pemilik Sejati tiba tiba ingin mengambilnya kembali, saya akan dengan legowo membiarkanya, karena itu memang hakNya. Pada Saat itu rasa sedih yang muncul hanya bertahan kurang dari dua jam, dan dilanjutkan dengan rasa Syukur karena Kakek saya berada di tangan yang benar, Pemilik Sejatinya, Tuhan.

Semoga curhatan saya ini dapat menjadi pelajaran bagi semua. Karena “selama kita merasa memiliki, kita akan merasa kehilangan” adalah pelajaran yang sangat indah dan saya ingin semua memahaminya. Mungkin pada Anda, yang hilang adalah hal yang lain. Mungkin anda kehilangan orang yang anda cintai, namun mari sama-sama meyakini bahwa Tuhan akan meberikan apa yang memang layak kita dapatkan.

23 comments:

  1. kehilangan menyakitkan karena ingin sangat ingin memilikinya ...

    ReplyDelete
  2. Kalau gak mau sakit, ubah "kacamata" agar tidak merasa memiliki

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup! benar sekali. merasa sedih karena merasa itu miliknya. kalau sadar bahwa semua adalah titipan, pasti tak akan berat melepasnya :')
      dulu... saya juga sering menangis saat hewan peliharaan saya mati atau ada yang tidak pulang ke rumah. tapi semakin bertambah usia, saya pun merelakannya. merekaaa... pasti lebih bahagia bersama Sang Pemilik

      Delete
    2. terima kasih penguatanya.. hehehe
      memang itu pilihan kita apakah terus memendam rasa sedih karena kehilangan atau tidak. namun bila dapat memilih lebih ringan dengan membebaskanya kenapa harus memilih terbebani? main ke postingan saya yang lain ya mbak Arga :)

      Delete
  3. seperti lirik lagu Letto berjudu memiliki kehilangan.. "Rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau pernah merasa memilikinya."

    ReplyDelete
  4. Wah ada ya lagunya letto yg kaya gitu.. ntr coba tak cari deh

    ReplyDelete
  5. kehilangan pada awalnya memang menyakitkan dan itu lumrah karena perasaan kita sebagai manusia, hanya saja memang jangan terlalu lama meratapi kehilangan itu, karena memang semua hanya titipan tuhan termasuk diri kita, karena saya sendiri pernah merasakan kehilangan adik yang duluan menghadap yang kuasa, itu rasanya saya bagai tersambar petir, tetapi yang penting pada akhirnya kita harus tetap move on dari perasaan sedih dan sakit itu

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener bro.. kebanyakan orang tidak dapat move on dan terpuruk dalam kehilangan itu. :)

      Delete
  6. Cukup menyentuh... semua orang di dunia pasti pernah merasa hal ini, yg penting bagaimana bangkit dan kembali semangat :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya gan yang penting gimana kembali semangatnya

      Delete
  7. Keren gan Artikelnya,
    saya juga pernah mengalami kehilangan gan :v

    ReplyDelete
    Replies
    1. semua orang pasti pernah gan.. pertanyaanya berapa lama yang diperlukan untuk recovery

      Delete
  8. Dengan kehilangan kita mendapat banyak pelajaran tentang arti ikhlas. :D

    ReplyDelete
  9. Sayangnya kadang manusia baru bisa menghargai setelah kehilangan ya, bang...

    ReplyDelete
  10. sebelum kehilangan orang2 terdekat, lebih baik manfaatin waktu utk memberi perhatian ya kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sih.. hehehe.. kalau sudag tiada susah veri perhatian nya

      Delete
  11. Replies
    1. iya vacum cleaner.. lebih cepat dari sapu biasa. tapi ttp perlu proses.. hehehe

      Delete

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...