Mengapa Kehilangan Itu Menyakitkan. Kehilangan
sesuatu atau seseorang bukanlah hal yang menyenangkan. Banyak orang yang
terpuruk saat kehilangan, tapi ada juga orang orang yang tetap damai. Dulu,
sepuluh tahun lalu, saya akan berpikir mereka yang bisa tetap tidak terlihat
sedih pada saat kehilangan adalah mereka yang tidak punya hati. Pada tulisan
saya ini saya akan jelaskan pada anda alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan
dan bagaimana menanganinya.
Setelah
saya mengetahui alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan bagaimana
menanganinya, saya tetap dapat damai dalam kehilangan. Ternyata setelah
menjalani hidup, saya sadar bahwa ada sebuah kunci dimana kita dapat melihat
kehilangan itu bukan sebagai sesuatu yang sangat menyedihkan dan menyakitkan. Tentu
saya juga merasa sakit saat kehilangan. Namun saat saya saya mengetahui alasan
mengapa kehilangan itu menyakitkan dan bagaimana menanganinya, rasa sakit itu
tidak akan berlangsung lama. Saya akan dapat melanjutkan aktivitas kita dan
kembali produktif.
Lima belas
tahun lalu, saat saya belum saya mengetahui alasan mengapa kehilangan itu
menyakitkan dan bagaimana menanganinya ,saya menangis sangat kencang saat saya
kehilangan seekor anak anjing. Anak anjing itu adalah anak anjing yang sangat
lucu dan diberikan kepada saya oleh salah satu karyawan dari ibu saya. Namun dua
hari setelah saya diberi anjing ini, entah bagaimana ceritanya dia hilang dari
rumah. Gerbang rumah dalam keadaan terkunci dan sebelum sekolah anjing itu
masih bermain di kebun saya. Saya menangis dan merasa sangat kehilangan. Itulah
salah satu kejadian awal (yang saya ingat) tentang bagaimana sakitnya
kehilangan. Walaupun saya sudah mencari
dengan sangat teliti (bagi seorang anak Sembilan tahun), saya tidak
dapat menemukannya. Dan itu membuat saya bersedih. Saya perlu waktu tiga hari
untuk kembali ceria. Cukup berlebihan untuk hanya kehilangan seorang anak
anjing, Tapi itulah yang terjadi.
Sekarang, saat
saya mengingat hal tersebut saya sering berpikir mengapa saya menangis seperti
itu. Apabila yang hilang bukanlah anak anjing saya, tentu saja saya tidak akan
bereaksi seperti itu. Saya menyadari bahwa awalnya yang membuat saya sakit
adalah kehilangan anjing, namun setelah itu, saya sakit bukan karena anak
anjing yang hilang. Saya sakit karena saya merasa kehilangan sesuatu yang saya
miliki. disinilah saya baru menyadari alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan
.
Kepemilikan
adalah alasan mengapa kehilangan itu menyakitkan dan membawa penderitaan. bukan apa yang hilang tapi
kepemilikan. Pada saat kita merasa memiliki sesuatu, dan hal tersebut hilang
tentu kita akan merasa sakit. Kita merasa bahwa itu adalah hak kita.
Lalu apa
yang harus dilakukan untuk menangani kehilangan? Tanyakan pada diri anda,
apakah hal yang hilang tersebut benar benar milik anda? bila anda bertanya pada
saya yang limabelas tahun yang lalu tentu saya akan menjawab iya. Kan sudah dikasi ke saya. Tentu saja itu
milik saya. Jawaban yang mungkin akan anda jawabkan bila saya bertanya pada
anda hal yang sama.
Jika sekarang,
saya akan menjawab bahwa benda apapun yang saya bawa sekarang bukan sepenuhnya
milik saya. Benda benda atau orang orang yang kelihatannay saya miliki semuanya
hanyalah dititipkan. Memang saya bertanggung jawab untuk menjaganya selama itu
dititipkan, namun bila suatu saat Pemilik Sebenarnya datang untuk mengambilnya,
tentu saya tidak boleh merasa kehilangan. Bagaimana saya merasa kehilangan
sesuatu yang dari awal bukan milik saya.
Saya
berhasil menyadari bahwa semua di dunia ini adalah milik Tuhan dan kita hanya
bertanggung jawab menjaga dan mengurusnya selama itu dititipkan. Bila sudah
diambil oleh pemiliknya, saya tidak dapat berkata apa apa dan tidak berhak
untuk bersedih. Mungkin anda berpikir kenapa saya tidak menganggap benda benda
titipan itu milik saya sebelum diambil. Jawabanya adalah saya tidak tahu kapan
Tuhan, Sang Pemilik sejati datang untuk mengambilnya. Tentu perlu waktu untuk
merubah rasa “memiliki” menjadi “dipinjamkan”, jadi lebih baik tetap merasa itu
adalah suatu benda pinjaman.
Pelajaran
diatas saya dapatkan saat saya harus kehilangan. Kali ini bukan kehilangan
kecil seperti anak anjing. Sepuluh tahun lalu saya kehilangan orang yang saya
sayangi dan cintai, Kakek saya, karena Stroke. Beruntung saya sudah sadar bahwa
beliau “hanya dititipkan” pada saya dan keluarga. Beliau telah menjalankan
tugas beliau untuk menjadi “titipan” yang mengajarkan kami banyak hal. Tentu saja
saat Sang Pemilik Sejati tiba tiba ingin mengambilnya kembali, saya akan dengan
legowo membiarkanya, karena itu memang hakNya. Pada Saat itu rasa sedih yang
muncul hanya bertahan kurang dari dua jam, dan dilanjutkan dengan rasa Syukur
karena Kakek saya berada di tangan yang benar, Pemilik Sejatinya, Tuhan.
Semoga curhatan
saya ini dapat menjadi pelajaran bagi semua. Karena “selama kita merasa
memiliki, kita akan merasa kehilangan” adalah pelajaran yang sangat indah dan
saya ingin semua memahaminya. Mungkin pada Anda, yang hilang adalah hal yang
lain. Mungkin anda kehilangan orang yang anda cintai, namun mari sama-sama
meyakini bahwa Tuhan akan meberikan apa yang memang layak kita dapatkan.
kehilangan menyakitkan karena ingin sangat ingin memilikinya ...
ReplyDeleteRubah keinginan nya aja biar ilang sakitnya
DeleteKalau gak mau sakit, ubah "kacamata" agar tidak merasa memiliki
ReplyDeleteyup! benar sekali. merasa sedih karena merasa itu miliknya. kalau sadar bahwa semua adalah titipan, pasti tak akan berat melepasnya :')
Deletedulu... saya juga sering menangis saat hewan peliharaan saya mati atau ada yang tidak pulang ke rumah. tapi semakin bertambah usia, saya pun merelakannya. merekaaa... pasti lebih bahagia bersama Sang Pemilik
terima kasih penguatanya.. hehehe
Deletememang itu pilihan kita apakah terus memendam rasa sedih karena kehilangan atau tidak. namun bila dapat memilih lebih ringan dengan membebaskanya kenapa harus memilih terbebani? main ke postingan saya yang lain ya mbak Arga :)
seperti lirik lagu Letto berjudu memiliki kehilangan.. "Rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau pernah merasa memilikinya."
ReplyDeleteWah ada ya lagunya letto yg kaya gitu.. ntr coba tak cari deh
ReplyDeletekehilangan pada awalnya memang menyakitkan dan itu lumrah karena perasaan kita sebagai manusia, hanya saja memang jangan terlalu lama meratapi kehilangan itu, karena memang semua hanya titipan tuhan termasuk diri kita, karena saya sendiri pernah merasakan kehilangan adik yang duluan menghadap yang kuasa, itu rasanya saya bagai tersambar petir, tetapi yang penting pada akhirnya kita harus tetap move on dari perasaan sedih dan sakit itu
ReplyDeletebener bro.. kebanyakan orang tidak dapat move on dan terpuruk dalam kehilangan itu. :)
DeleteCukup menyentuh... semua orang di dunia pasti pernah merasa hal ini, yg penting bagaimana bangkit dan kembali semangat :)
ReplyDeleteiya gan yang penting gimana kembali semangatnya
DeleteKeren gan Artikelnya,
ReplyDeletesaya juga pernah mengalami kehilangan gan :v
semua orang pasti pernah gan.. pertanyaanya berapa lama yang diperlukan untuk recovery
Deletei know that feel :(
ReplyDeletelets turn the :( into :)
DeleteDengan kehilangan kita mendapat banyak pelajaran tentang arti ikhlas. :D
ReplyDeletetepat sekali mbak
DeleteSayangnya kadang manusia baru bisa menghargai setelah kehilangan ya, bang...
ReplyDeleteIya juga ya... makanyabbelajar dari sekarang
Deletesebelum kehilangan orang2 terdekat, lebih baik manfaatin waktu utk memberi perhatian ya kak
ReplyDeleteIya sih.. hehehe.. kalau sudag tiada susah veri perhatian nya
DeleteVacum cleaner nih 😎
ReplyDeleteiya vacum cleaner.. lebih cepat dari sapu biasa. tapi ttp perlu proses.. hehehe
Delete