Saturday, May 31, 2014

Memahami Naskah Tuhan Untuk Berperan Lebih Baik

Atmanamaste Gita-Reader

Saya adalah seorang penikmat film, walaupun tidak pernah update tentang actor, actress, sutradara, produser atau  bagian lain dari pembuatan film. Saya melihat film sebagai suatu pertunjukan, dan saya tidak melihat seorang actor sebagai dirinya yang sebenarnya, sebisa mungkin saya lihat dia sebagai karakter yang dimainkan.Walaupun dia adalah Leonardo Dicaprio, saya tetap akan melihat dia sebagai Jack Dawson di Titanic, sebagai Romeo di Romeo and Juliet atau sebagai Calvin Candie pada film Django Unchained. Untuk film yang terakhir saya sebut memang tidak sepopuler Titanic  dan Romeo and Juliet, film itu bercerita tentang seorang budak kulit hitam yang dibebaskan dan menjadi seorang Bounty Hunter yang memburu penjahat penjahat yang kebanyakan adalah kulit putih. Film nya cukup sadis, dengan darah dimana mana, namun post saya kali ini bukan tentang film itu.


Setelah membaca Trivia pada film itu, suatu kebiasaan saya karena rasa ingin tahu tentang film yang saya tonton, saya mengetahui bahwa pada salah satu scene dimana Leo diminta untuk memaki Samuel L Jackson dengan kata kata yang rasis, dia merasa sangat sedih, terpukul dan menderita. Dia merasa bahwa tidak seharusnya kata kata yang tidak pantas saya ulang disini itu keluar dari mulutnya apalagi dikatakan kepada Samuel L Jackson, namun Samuel L Jackson malah menyatakan bahwa itu hanyalah suatu acting, dan meminta Leo untuk menjalankan semua sesuai naskah. Walaupun akhirnya Leo melakukan hal itu dengan sangat baik, saya pastikan dia merasa menderita karena nya (saya sudah mengukurnya dengan pengukuran energy, bila tidak percaya silahkan diukur :p )

Memahami Naskah Tuhan Untuk Berperan Lebih BaikKejadian seperti itu bukan hanya dialami oleh actor  layar lebar dan layar kaca (salah satunya pemeran Godai Yosuke dalam Kamen Rider Kuuga), namun juga pada kita, actor dan actress layar kehidupan. Kenapa saya katakana sebagai layar kehidupan, karena hidup kita ini tidak jauh berbeda dengan layar kaca dan layar lebar. Masing masing dari kita adalah actor dan naskah dibuat oleh Sang Maha Agung, Tuhan. Masalahnya adalah “naskah” kita tidak dibagikan sebelum proses syuting, dan tidak ada cut atau retake dari adegan adegan yang kebetulan tidak kita jalankan dengan maksimal.

Tuhan adalah sutradara terhebat, Beliau dapat memadukan jutaan lakon pada scene scene dan tetap berlaku adil pada setiap lakonnya. Tidak ada lakon yang dirugikan, semua diberikan sesuai dengan porsi yang harus diterima. Tidak kurang dan tidak lebih. Masalah timbul saat kebanyakan dari kita melakukan pemberontakan dan tidak mau mengikuti kehendakNya yang merupakan naskah scenario, kita akan merasakan sama seperti yang dirasakan oleh Leo saat memerankan Mr. Caddie. Penderitaan. Karena penderitaan berasal dari penolakan seperti yang saya bahas di “memahami penderitaan

Lalu bagaimana caranya agar tidak menderita? Jawabanya tentu dengan tidak menolak. Mungkin bagi actor dan actress layar kaca akan jauh lebih mudah karena sebelumnya mereka sudah diberikan naskah dan mereka sempat mempelajarinya. Bagaimana dengan kita yang berlaga tanpa naskah yang diberikan dan tanpa ada kesempatan untuk retake adegan adegan yang kurang sempurna? Jangan khawatir, seperti yang saya bahas di post sebelumnya “Tiga Rahasia Kebahagiaan yang Tidak Disadari Semua Orang” Sang Sutradara akan mengingatkan dan memberi petunjuk pada kita melalui lingkungan kita. Baik orang yang datang dalam hidup kita, kejadian kejadian alam, mimpi, bahkan buku yang anda baca. Namun kita tetap harus bijaksana mepertajam intuisi kita. Cara yang paling mudah untuk mempertajam intuisi kita adalah dengan mempelajari energy dan menggunakannya untuk memahami kebenaran dari petunjuk Tuhan. Dengan mengetahui arahan Sang Sutradara, hidup akan lebih mudah. 



13 comments:

  1. subhanallah, yang kuasa adalah Maha Penyayang yang selalu adil kepada para hambanya. salam kenal gan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salamnkenal juga gan.. dan memang Tuhan itu maha penyayang.. dan maha Adil

      Delete
  2. Awalnya juga penganut free will (kehendak bebas), sampai pada akhirnya menyadari bahwa free will memang dibolehkan oleh Tuhan, namun ada konsekuensinya.

    Agak berat menerima bahwa kita sudah punya jalan yang telah ditentukan sebelumnya, sampai akhirnya menemukan bahwa dengan menjalani jalan Tuhan, hidup justru lebih ringan, hehehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya memang gitu bro.. frewill ttp ada tapi konsekuensi nya ya tergantung perbuatan kita

      Delete
  3. Yup, bener banget, tinggal kitanya aja, mau gak nerima petunjuk-Nya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. beberapa mau, beberapa masih ngikutin egonya, beberapa meragukan Tuhan punya skenario..
      tinggal pilih mau yang mana..

      Delete
  4. Ya gan tetap sekali yg nte blg, sependapat dgn yang atas ane..

    ReplyDelete
  5. banyak makna yang tersirah di blog ini. banyak pelajaran hidup, thanks gan

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih apresiasinya.. semoga ada manfaat yang bisa didapatkan

      Delete
  6. subhanallah, yang kuasa adalah Maha Penyayang yang selalu adil kepada para hambanya. salam kenal gan

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal gan..
      setuju.. Beliau selalu adil pada hambanya..
      tapi terkadang kita yang ngerasa Beliau tidak adil, karena kita tidak paham..

      Delete

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...