Tuesday, July 15, 2014

Hal Penting Dalam Memilih Mentor Yang Tidak Disadari Banyak Orang


Dalam hidup kita sering di hadapkan pada hal hal yang baru. Beberapa orang akan langsung maju tanpa melihat kondisi dengan alasan semakin mereka tidak mengerti suatu bidang maka bidang itu akan semakin seru. Sedangkan beberapa orang akan memilih untuk mencari informasi terlebih dahulu. Memang dikatakan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik, tapi bukankah lebih efektif bila kita belajar dari pengalaman orang lain. Terkadang seorang mentor mendapatkan jawaban setelah terjatuh dan melakukan refleksi diri. Dengan kita belajar dari pengalaman seorang Mentor, setidaknya kita bisa mendapatkan pelajaran tanpa merasakan sakitnya terjatuh terlebih dahulu.


Jalan mana yang anda pilih tentu adalah keputusan anda, namun bila anda memilih untuk menunda  dan mempelajari situasi terlebih dahulu, tulisan ini mungkin dapat membantu anda agar tidak tersesat dalam belajar.

Belajar dapat anda lakukan dengan membaca buku atau bertanya pada mereka yang sudah terlebih dahulu mengalami apa yang akan anda hadapi. Tentu saja kita harus tahu terlebih dahulu tujuan kita sebelum memilih untuk belajar pada siapa. Bila kita berencana menjelajahi kota Paris yang  indah, kita akan mencari orang yang sudah pernah tinggal di Paris. Kita bisa saja minta diajarkan pada sembarang orang, namun tentu saja bila anda belajar bagaimana menikmati Paris pada orang yang bahkan belum pernah menginjakan ke Paris. You will have a hard time.
 
Anda tentu mengetahui teori paradigma. Suatu teori yang pertama saya baca pada buku 7 Habits of Highly and Effective Teens karangan Sean Convoy. Disana dikatakan bahwa orang yang berbeda akan melihat hal berbeda pada objek yang sama. Seakan - akan tiap orang memiliki kacamata yang berbeda. Contohnya pada tulisan saya yang berjudul “Memahami Penderitaan”, saya melihat kondisi penempatan sebagai suatu petualangan yang akhirnya membuat saya menikmati tiap waktu penempatan saya, sedangkan sahabat saya melihat penempatan sebagai mimpi buruk karena harus beradaptasi dengan orang - orang baru. Dari sana kita bisa melihat bahwa paradigma sangat mempengaruhi penilaian orang dan akhirnya mempengaruhi segala sesuatu yang diucapkan dan dilakukan nya.

Apa yang mempengaruhi paradigma seseorang? Sebenarnya yang paling berpengaruh bagaimana seseorang melihat sesuatu adalah dirinya sendiri. Apakah anda pernah mendengar cerita tentang seorang berandalan yang berpapasan dengan seorang biksu? Berandalan tersebut memanggil sang biksu dan menanyakan pada sang biksu dia tampak seperti apa (sambil meniru gaya Budha yang sedang bersila), sang biksu berkata “Seperti Budha”. Sang pemuda tertawa dan bertanya balik pada sang Biksu “apa lo tau lo kaya apa?”. Sang Biksu menggelengkan kepala. Sang Pemuda tertawa makin keras dan berkata “Lo kaya eek anjing”. Sang Biksu hanya tersenyum dan berlalu sambil berkata “Seseorang dengan Budha dalam dirinya akan dapat melihat Budha dalam orang lain, sedangkan seseorang dengan Kotoran Anjing dalam dirinya akan dapat melihat kotoran anjing pada orang lain” 

Semua orang melihat sesuatu sesuai dengan apa yang ada pada dirinya. Saya pernah mendengar cerita tentang seorang pemuda yang pindah dari desa A ke desa B. ditengah jalan dia bertemu dengan seorang pengemis dan dia bertanya bagaimana kondisi di desa B. sang pengemis berkata bahwa di desa B semua orang sangatlah sombong. Tidak ada orang yang mau memberinya sedekah, semua hanya mementingkan dirinya sendiri. Sang pemuda mengingat apa yang di dengarnya dan melanjutkan perjalanannya. Tak lama kemudian sang pemuda bertemu dengan seorang saudagar. Sang saudagar bercerita bahwa desa B adalah desa yang sangat ramah. Tiap orang yang ditemuinya menyapanya. Semua murah senyum dan tidak segan berbagi hasil panen ataupun hasil dari dapur mereka. Sang pemuda bingung dengan pernyataan yang sangat berbeda tersebut. 

Sayang sang pemuda belum memahami pengukuran dengan energi. Apabila dia memahaminya, dia akan dapat mengukur bahwa tingkat kesombongan, kekikiran dan ketidak-relaan berbagi sang pengemis sangat besar, yang menyebabkan dia melihat desa B seperti itu. Dan pada sang saudagar, dia akan mendapatkan sifat sifat welas asih, mau membantu orang lain, menganggap orang lain adalah keluarga dan kerendahan hati untuk menyapa orang lain. 
Dengarkan yang Benar

Anda tidak perlu mempelajari pengukuran dengan energi untuk menyadari bahwa apa yang dilihat orang bergantung pada apa yang ada di dirinya. Tentu bila anda memahami pengukuran, itu semua akan lebih mudah dan anda dapat menelaah semuanya dengan lebih akurat. Jadi saat anda memilih untuk belajar sesuatu, pilihlah mentor anda sebaik mungkin. Karena seperti prinsip sistem dalam Ilmu komputer, Garbage In, Garbage Out, bila anda belajar dari mentor yang salah, maka anda akan mendapatkan ilmu yang salah, mengambil keputusan yang salah dan akhirnya hidup anda akan penuh dengan masalah.  

6 comments:

  1. Nice artikel gan, BTW ada sesuatu yng ane bingung Paradigma itu apa ya
    owh ya kunjungi jug ya Cek Harga HP Terupdate

    ReplyDelete
    Replies
    1. Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif).
      Intinya carapandang orang terhadap sesuatu

      Delete
  2. Wah jadi nmbah ilmu nich klo bnyak nongkrong di sini, mkasih Mas..

    ReplyDelete
  3. Holla Om.... artikelnya berbobot sekali dan berguna bagi saya yang minim pengetahuan ini,
    pokoknya jempol saja dech... buat Om....

    visit me

    http://suksespenuh.blogspot.com/2014/07/hijab-harga-mati-bagi-wanita-islam.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasi jempolnya.
      Sip saya gantian visit nanti
      Semoga bermanfaat

      Delete

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...