Wednesday, July 6, 2016

Sakit Karena Cinta? Emang Bisa?

Setiap saya buka social media, seperti twitter, path, maupun facebook, pasti ada saja orang yang menggerutu, mengeluh dan menderita karena cinta yang mengingatkan saya pada perkataan salah satu biksu terkenal yang berbunyi "Dari dulu beginilah cinta, deritanya tiada akhir"

Saya memang tidak memiliki urusan dengan para ABG-ABG galau yang membagikan kegalauanya melalui media yang dapat dibaca oleh masyarakat luas karena itu adalah hak mereka, namun saya agak sedikit tergelitik tentang cinta yang menyebabkan derita. Diajaran agama manapun cinta selalu sesuatu yang indah. Dan saya masih berpikir bagaimana sesuatu yang indah yang diciptakan oleh Sang Maha Pencinta yang seharusnya membawa kedamaian dapat menyebabkan penderitaan bagi saudara saudara labil kita.


Saya bertanya pada beberapa teman saya mengenai pengertian cinta bagi mereka dan ternyata saat mereka menyebut kata cinta, beberapa dari mereka tidak membahas hal yang sama

Untuk mengetahui cinta yang sejati, kita harus belajar dari Tuhan, Sang Sumber Cinta. Cinta Tuhan adalah rasa sayang akan semua ciptaaNya, membebaskan ciptaaNya untuk memilih jalan yang diambilnya dan tetap adil dalam memberikan konsekuensi dari jalan yang mereka ambil. Bukan menganak emaskan orang orang-orang tertentu, namun memberikan semuanya sesuai dengan hukum yang berlaku.

Namun saat sang ciptaan menyadari jalan yang ditempuhnya kurang tepat dan dengan penuh kesadaran memilih untuk kembali padaNya, Tuhan akan selalu membuka pintuNya dan menyambut sang ciptaan. Tidak ada keinginan untuk memiliki.

Coba bayangkan bila Tuhan memiliki keterikatan pada ciptaaNya tentu kita tidak memiliki hak untuk memilih jalan kita sendiri. Namun dengan cintaNya lah Tuhan mengingatkan kita dengan caraNya untuk mendapatkan kesadaran agar tetap di jalan yang benar. Ya walaupun itu juga bila sang ciptaan cukup humble untuk menangkap tanda tanda itu. Walaupun kebanyakan ciptaanNya malah marah dan tidak jarang memakiNya, Tuhan akan tetap dengan sabar menuntun kita tanpa terikat dan mengikat.

Beberapa ciptaan yang merasakan Cinta itu akan secara sukarela mengikatkan diri padaNya. Bukan karena paksaan, namun sepenuhnya karena rasa di dalam diri yang bahkan mereka tidak pahami. Rasa yang disebut Cinta

Seperti yang didendangkan oleh grup musik tahun 90an

Inikah namanya cinta, inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta, inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa, dengan dirinya

Cinta lebih pada rasa bahagia dan bagaimana menerima orang atau objek cinta kita tanpa merubahnya secara paksa menjadi orang atau objek yang kita mau dan membiarkan nya berkembang sesuai jalur perkembangan nya.


Dengan mengambil definisi ini dipastikan kita akan tetap damai dan tidak akan terluka karena cinta. Mungkin saudara saudara kita yang labil itu hanya memilih pengertian yabg salah tentang cinta. Karena saat kita menolak salah satu aspek dari objek cinta kita (orang atau apapun) maka penderitaan lah yang akan datang. Karena seperti di post saya sebelumnya, penolakan adalah sumber penderitaan.

Setelah saya melihat beberapa keluhan rasa sakit akibat cinta, saya melihat salah satu post yang membuat saya tersenyum

"Awal dari cinta adalah membiarkan orang yang kita cintai menjadi dirinya sendiri dan tidak mengubahnya menjadi seperti yang kita inginkan,  jika tidak, kita hanya mencintai pantulan diri sendiri yang kita lihat pada dirinya" - Pencinta Wanita

Semoga orang yang menulis itu tidak hanya menulis saja tapi juga memahami dan mencintai orang  yang dicintainya,

Yak sepertinya sudah cukup saya biarkan akal budi ini berkelana mencari makna dari Cinta. Semoga pemahaman ini dapat saya praktikan dalam keseharian saya. Terima kasih Tuhan, I love you. Kini saatnya saya mengistirahatkan tubuh dan akalbudi saya dan berlayar ke alam mimpi.

Nb. Kemurnian cinta akan lebih mudah anda pahami dengan pemahaman energi. Karena itulah satu satunya cara mengukur cinta secara objektif.

0 comments:

Post a Comment

Baca juga

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...